Pelda Agung korban C-130HS
Hercules dimakamkan di Magetan
Magetan, Jawa Timur - Jenazah Pembantu Letnan Dua Agung
Sugihantono (39) yang gugur dalam kecelakaan jatuhnya pesawat C-130HS Hercules
nomor registrasi A-1334 TNI AU di Wamena, Papua, dimakamkan di tempat pemakaman
umum di kampung halamannya Desa Mranggen, Kecamatan Maospati, Kabupaten
Magetan, Jawa Timur, Senin.
Pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin langsung Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Magetan, Marsekal Pertama TNI Andyawan MP, setelah pengiriman jenazah dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdul Rahman Saleh, Malang, tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Senin siang.
Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di rumah duka untuk disalatkan.
Keluarga sangat terpukul dengan kejadian yang membuat Sugihantono gugur. Pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin langsung Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Magetan, Marsekal Pertama TNI Andyawan MP, setelah pengiriman jenazah dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdul Rahman Saleh, Malang, tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Senin siang.
Usai disalatkan, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Dalam pemakaman tersebut juga dilakukan tembakan salvo sebagai tanda pemakaman dilakukan secara militer.
"Hari ini, kami menerima jenazah Pelda Agung dan melakukan upacara pemakaman secara militer bagi almarhum di daerah Lanud Iswahyudi, yakni di Maospati. Kami juga berdoa supaya almarhum mendapat rahmat dan tempat yang baik di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkannya tabah menghadapi cobaan," ujar Andyawan kepada wartawan.
Menurut dia, sesuai permintaan keluarga, maka Almarhum Pelda Agung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa kelahirannya. Sebelum gugur, Sugihantono berdinas di Skuadron Udara 31 di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdul Rahman Saleh.
"Selama bertugas, Pelda Agung dikenal sebagai pribadi yang baik dan merupakan sosok prajurit yang taat. Terkait investigasi, baik sementara maupun yang lebih mendalam, tentunya dari Mabes TNI AU sudah diperintahkan oleh Kepala Staf ada tim untuk menyelidikinya," kata dia.
Ayah korban, Sumiran, mengaku sangat kehilangan atas kematian putranya tersebut. Hari Sabtu sebelum tragedi pesawat Hercules yang ditumpanginya hilang kontak dan jatuh, Suhantono sempat berkomunikasi melalui telepon dengannya.
"Dalam telepon itu, ia bilang mau pulang ke Maospati dalam rangka mengantar anak-anaknya menghabiskan masa liburan sekolah di Magetan," kata Sumiran.
Meski sangat terpukul, Sumiran dan istrinya, Giyem, mengaku tabah dengan peristiwa yang membuat Suhantono gugur saat bertugas. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Linda dan dua orang anak yakni, Dea kelas 12 SMP dan Novian kelas tiga sekolah dasar.
Seperti diketahui, C-130HS Hercules jatuh di Timika-Wamena, di Papua, sekitar pukul 06.05 WIT Minggu (18/12). Pesawat tersebut berangkat dari Timika tujuan Wamena, ATD 05.35 WIT, dengan rencana tiba 06.13 WIT. Pesawat transport berat itu mengangkut 12 kru dalam rangka peningkatan kompetensi dari co-pilot menjadi kapten pilot. (tsr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar